Rabu, 16 April 2014

Indonesia Pusat Fesyen Dunia? Why Not!

Minggu lalu saya diundang mbak Irna Mutiara @irnaMutiara, salah satu desainer hijab kondang Tanah Air berdiskusi dengan teman-teman di markas Hijabers Community di Jakarta. Forumnya tidak begitu besar, hanya sekitar duapuluhan orang dari berbagai kalangan yang peduli pada perkembangan fesyen Islam di Tanah Air. Di situ juga hadir bu Euis Saedah, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Departemen Perindustrian; ada juga mbak Dian Pelangi yang brand pakaian muslimnya sudah ternama; juga ada juga mas Salman Subakat pemilik brand kosmetik Wardah.
Walaupun forum itu kecil, namun saya melihat sebuah cita-cita besar dari anak-anak muda hebat di forum tersebut yaitu membentuk Islamic Fashion Council dengan misi mulia menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen Islam dunia. Saya surprise luar biasa karena ide yang sama sudah bergentayangan di otak saya sejak tahun lalu. Kebetulan pada saat itu saya diminta sharing pada salah satu sesi seminar di ajang Islamic Fashion Week 2013, dan di situ saya mengambil judul presentasi saya: “Indonesia: Center of the World Islamic Fashion“.
Indonesia menjadi pusat fesyen Islam dunia? Why not! Apa nggak berlebihan? Absolutely not!
Kegairahan Peradaban Islam
Saya berani mengatakan bahwa Indonesia sangat layak menjadi pusat fesyen Islam dunia karena berbagai pertimbangan yang fundamental dan sangat substansial. Setahun terakhir ini kebetulan saya intens mengamati dan meneliti dinamika perkembangan pasar muslim di Indonesia. Sekian lama mengamati, saya menemukan sebuah gelombang perubahan besar yang sangat menarik. Apa itu?
Saya melihat munculnya benih-benih kegairahan baru peradaban Islam terjadi di Tanah air selama 5 tahun terakhir. Kenapa saya sebut peradaban karena kegairahan baru tersebut terjadi di berbagai aspek lapangan kehidupan kaum muslim di Indonesia mulai dari seni-budaya, gaya hidup, ilmu pengetahuan, ekonomi, kewirausahaan, dinamika komunitas, dunia dakwah, bahkan perilaku bersedekah. Coba saja lihat fenomena-fenomena menggembirakan berikut ini.
Tas Vintage
Saya kira belum sampai lima tahun “revolusi hijab” terjadi begitu massif di negeri ini. Mendadak berbusana hijab menjadi tren gaya hidup (fesyen, kosmetik, asesoris) yang menjalar bak virus ganas ke seluruh penjuru Tanah Air. Menariknya, tiba-tiba berhijab menjadi sesuatu yang cool, modern, trendy, techy, dan begitu diminati wanita muslim. Kosmetik untuk pasar hijabers juga pun tumbuh luar biasa ditandai dengan adanya apa yang saya sebut “The Wardah Effect“.
Di bidang budaya seperti karya buku, novel, musik, atau film yang bernuansa Islam, kita juga menyaksikan fenomena yang tak kalah menggairahkan. Novel dan film “Ayat-Ayat Cinta” misalnya, mencapai sukses yang luar biasa bahkan mengalahkan film-film umum dalam menggaet penonton. Lagu dan musik bernuansa Islam (seperti lagu Bimbo, Opick, dsb) kini telah menjadi “musik pop” yang menjadi milik semua kalangan masyarakat tak hanya terbatas kaum muslim.
Di bidang ekonomi kita melihat tumbuh pesatnya bank syariah di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mencapai sekitar 40% setiap tahunnya. Wirausahawan muslim juga merebak di hampir seluruh daerah di Indonesia. Komunitas wirausaha musilim seperti Tangan Di Atas (TDA) misalnya, menjamur di berbagai kota Tanah Air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar